Minggu, (07/12/14), Pukul 20.00 waktu setempat, di sebuah Posko Natal di Kampung Ipakiyee, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua terjadi sebuah kejadian aneh. Kejadian aneh itu membawa 4 nyawa manusia (warga sipil Papua) melayang pada hari berikutnya, Senin, (08/12/14), Pukul 10:00 waktu setempat.
Bagaimana terjadinya?
Pada malam hari itu, seorang anak laki-laki menjaga Posko Natal yang didirikan oleh warga di pinggir jalan yang melintasi Jalan Raya Enartotali-Madi.
Saat itu, sebuah mobil patroli milik Polres Paniai dari arah Enarotali menuju Madi. Pada malam itu, mobil ini tak menyalahkan lampu sebagaimana biasanynya.
Sontak saja anak laki-laki yang menjaga Posko Natal ini menegur, sebagai tanda peringatan. "Woee, kalau jalan malam itu harus nyalahkan lampu," kata anak laki-laki seperti disampaikan keluarga.
Polisi yang sedang berpatroli tak menerima ungkapan tersebut. Mereka menuruni mobil dan mengejeknya dengan bahasa yang tak sedap didengar. Tidak hanya itu, anak tersebut diancam dengan popor senjata dan mengakibatkan anak itu pingsan.
Tak terima kejadian tersebut, keesokan harinya, tepat hari ini, Senin, (08/12/14), warga Ipakiyee melakukan aksi menuju ke kantor Polres Paniai di Madi. Dalam perjalanan itu mereka dihadang oleh aparat polisi (Dalmas dan Brigade Mobil).
Saat penghadangan itulah terjadi serang-menyerang antara warga dan aparat polisi. Dikabarkan, polisi dibantu oleh aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Tim Khusus yang berada di Paniai, Papua.
Salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, sebelumnya pada pagi hari aparat gabungan sempat mengepung warga dengan menggunakan senjata dan Posko Natal dirusak. Dikabarkan, pada pagi hari itu warga juga membakar sebuah mobil milik aparat Polisi di sana.
"Tadi pagi TNI/Polri melakukan penembakan terhadap warga, memalangan jalan raya, menghancurkan semua kendaraan yang dikendarai oleh putra daerah Paniai," tuturnya kepada majalahselangkah.com di halaman RSUD Paniai di Madi, Senin, (08/12/2014) siang.
Data yang dihimpun majalahselangkah.com di tempat kejadian, 4 orang yang meninggal 3 di antaranya pelajar SMA serta satu di antaranya adalah pemuda.
Korban Tewas
1. Alpius Youw (17) seorang pemuda berdomisili di kampung Nunubado.
2. Alpius Gobai (17) seorang siswa di SMA Negeri 1 Paniai Timur, Enarotali.
3. Simon Degei (18) seorang siswa SMA Negeri 1 Paniai
4. Yulian Yeimo (17) siswa SMA.Timur, Enarotali.
Luka Kritis
1. Yulianus Tobai (33) seorang Satpam RSUD Paniai.
2. Selpi Dogopia (34)
3. Jermias Kayame (48) seorang kepala Kampung Awabutu.
4. Marci Yogi (52) Ibu Rumah Tangga.
5. Yulianus Mote (25)
6. Agusta Degei (28).
Dokter Yosua Purba, dokter yang menangani enam pasien yang dirawat di ruang IGD RSUD Paniai menjelaskan, pihaknya melayani korban sejak Pukul 09.00 dengan pasien yang berlumuran darah.
"Ada tujuh pasien yang kami ada rawat. Lukanya adalah luka tembakan peluru senjata," kata dokter Yosua yang juga adalah Kepala Ruang IGD RSUD Paniai didampingi dr. Hendra Salmen Menda selaku dokter umum.
Menurutnya, semua pasien mengalami luka berat. "Semua pasien memang luka berat," ucapnya.
Siang tadi, warga jejerkan korban tewas di lapangan terbuka, Lapangan Sepak Bola Karel A. Gobay pusat kota Enarotali, Paniai. Sedangkan salah satunya Yulian Yeimo meninggal dari rumah sakit saat menjalani perawatan medis.
"Keempat korban ini ditembak saat sedang berkumpul di lapangan sepak bola Karel Gobay, Enarotali Paniai. Mereka ditembak secara brutal aparat menyerang mereka di lapangan, dan menembak mati empat orang," kata tokoh Pemuda Paniai, Yan Pigai.
Ia mengatakan empat warga sipil yang ditembak ini tiga di antaranya murni anak sekolah tingkat SMA. Sementara yang satu adalah pemuda.
"Mereka yang ditembak ini bukan anggota TPN/OPM, tapi ini anak sekolah. Yang satu ini adalah pemuda yang biasa jaga rumah kakaknya di Nunubado," katanya.
Warga lainnya, Tinus Pigai menjelaskan pembunuhan terhadap warga sipil ini adalah murni tindakan kejahatan dari TNI/Polri di Paniai.
"Ini murni dilakukan oleh Polisi dan tentara. Mereka tembak anak sekolah ini saat melarikan diri dengan memanjat pagar. Begitu mereka memanjat pagar, peluru senjata menghentikan lajunya untuk menghidarkan diri dan akhirnya tewaslah di tempat," ungkap Tinus Pigai di lapangan Karel Gobai Enarotali.
Ia menjelaskan, keluarga korban telah bersepakat untuk tidak mengubur cepat, tapi akan menunggu kedatangan Kapolda dan Kodam Papua mendatangi Paniai untuk mempertanggungjawabkan tindakan anggotanya.
"Kami semua sudah sepakat, tidak akan makamkan tapi tunggu Kapolda dan Kodam Papua datang ke Paniai dulu. Mereka harus melihat dari dekat tindakan brutal dari anak buanya dan harus bertanggung jawabkan karena ini murni pelanggaran HAM," lanjutnya.
Sementara itu, Kapolres Paniai, Daniel T. Prionggo tidak menjawab telepon dari majalahselangkah.com. Sementara, Wakapolres Paniai memantau langsung korban yang dijejer di lapangan sepakbola Karel Gobay tetapi tidak memberikan keterangan kepada wartawan.
Situasi di Paniai, khususnya di Enarotali dan Madi saat ini sangat sepi, mencekam. Warga ketakutan dan aktivitas hari ini lumpuh total. (Abeth Abraham You/MS)
Sumber : http://majalahselangkah.com/index.php/content/aparat-brutal-tembak-mati-4-warga-sipil-6-dirawat-di-rsud-paniai
Posting Komentar